Tampilkan postingan dengan label College. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label College. Tampilkan semua postingan

Kamis, 31 Mei 2018

Beauty Class with Zoya Cosmetics



Edisi mati gaya nggak tau harus ngerjain apalagi. Akhirnya bukain folder laptop dan nemu foto-foto pas momen Beauty Class bareng Zoya Cosmetics sebulan yang lalu. Timbullah ide kenapa nggak aku share di blog aja kan ya??


Kamis, 26 April 2018 aku ikutan Beauty Class bersama Zoya Cosmetics dalam rangkaian acaranya Paris Van Java Beauty You 2018. Acaranya sendiri dimulai sekitar pukul 16.00 WIB di PVJ Bandung. Tepat pukul 16.00 WIB beauty class dimulai setelah sebelumnya registrasi ulang terlebih dahulu. Seluruh peralatan make up sudah disediakan oleh Tim Zoya Cosmetics. Masing-masing peserta menggunakan Zoya Cosmetics Make Up Kit yang isinya lengkap mulai dari bedak, eye shadow, blush on, dan lipstik. Disediakan pula BB Cream, maskara, eye liner, dan eye brow. Oh ya, nggak lupa brush dan spons yang kondisinya masih baru. Tema beuaty class kali ini adalah summer, otomatis warna-warna make up yang akan digunakan ialah warna-warna cerah ceria.


Seperti yang kita tahu sebelum menggunakan make up kondisi kulit kita harus bersih. Jadi tahap pertama dalam beauty class ini adalah membersihkan wajah terlebih dahulu. Setelah bersih dilanjutkan dengan memakai BB Cream dari Zoya, ada dua shade BB Cream yaitu transparant dan sand. Aku pake yang sand dong, kenapa? Ya atuh biar nyesuain sama warna kulit ahahaha. Aku aplikasiin BB Cream menggunakan spons yang sudah disediakan. Kesan pertamaku menggunakan BB Cream dari Zoya lumayan ringan dan mudah diblend ternyata. Warnanya pun sesuai dengan warna kulit orang Indonesia.

Dilanjut dengan memakai bedak, ada tiga shade yang tersedia. Lagi-lagi gunakan shade sesuai dengan warna kulit ya. Kali ini pengaplikasian bedak menggunakan brush. Kesan pertama aku menggunakan bedak dari Zoya ternyata ringan juga dan bersyukur banget nggak ada reaksi apapun yang terjadi dikulitku, hehe. Maklumlah ada beberapa brand yang bedaknya nggak cocok dikulitku, jadi gatal-gatal gitu. Tapi untuk bedak Zoya ini aman-aman aja dikulitku.


Teruuus masuklah ke babak yang paling menegangkan (apasih). Bikin alis dong tahap selanjutnya. Aku belum pernah sama sekali bikin alis sendiri, dibikininpun belum pernah juga sih wkwkwk. Jadi ini bener-bener pengalaman pertamaku bikin alis. Sebelumnya diajarin dulu cara bikin alis biar simetris antara alis kanan dan kiri. Caranya yaa pasti semua orang udah tau ya yang bikin titik yang posisinya sejajar dengan cuping hidung , kemudian bagian tengah yang caranya sejajarkan dari cuping hidung ke ujung bola mata, kemudian bagian ujung sejajarkan dari cuping hidung ke ujung mata. Kemudian gambarlah alis masing-masing, aku bikin senatural mungkin soalnya serem juga kalo liat wajah sendiri berhias alis Shinchan wkwk. Oh ya, aku baru tahu kalo misalnya alis kita nggak simetris, bisa diperbaiki dengan menggunakan BB Cream, jadi jangan dihapus pake tissue atau bahkan pake micellar water, ntar make up sebelumnya ikutan kehapus juga. Kesan pertama menggunakan eye brow dari Zoya? Mudah diaplikasiin dan mudah dihapus juga, warna coklatnya juga pas banget.

Lanjut ke tahap selanjutnya yaitu eye shadow, disini semua peserta memakai warna eye shadow yang sama yaitu pink! Waw!! Berglitter pula.. waduuh.. Kesan pertama menggunakan eye shadow dari Zoya, mudah diaplikasiin, warnanya langsung keluar, tapi sejujurnya aku lebih suka eye shadow yang berbentuk cream sih, karena tipe kulitku berminyak, jadinya kalo pake eye shadow yang powder suka menggumpal di bagian lipatan mata gitu deh, sedangkan kalo bentuknya cream nggak menggumpal sama sekali. Sedangkan untuk bawah mata menggunakan eye shadow berwarna putih.

Tahap selanjutnya memakai eye liner, ada dua pilihan eye liner yaitu liquid eye liner dan pencil eye liner. Untuk pemula disarankan menggunakan pencil eye liner, sedangkan untuk yang sudah terbiasa menggunakan liquid eye liner ya berarti tinggal pake yang liquid aja. Sebenernya selama ini aku pake yang liquid sih, tapi di beauty class kali ini aku pengen nyobain aja yang pencil eye liner kayak gimana. Kesan pertamanya? Ternyata mudah diaplikasiin dan nggak khawatir belepotan. Eye liner Zoya ini mudah dibersihkan juga.

Kalo abis pake eye liner pasti deh tahap selanjutnya menggunakan maskara. Maskara dari Zoya ini bentuknya liquid kayak maskara dari brand lain. Tapi bentuk sikatnya nyaman banget, bikin bulu mata terlihat lebih panjang dan nggak mudah menggumpal. Jadi pengen punya satu deh.

Selanjutnya blush on. Warna blush on yang tersedia ada pink muda dan peach. Sayangnya untuk blush onnya warnanya kurang keluar, aku aplikasiin berkali-kali warnanya kurang keluar juga. Yasudah kumenyerah sajah, hehe.. Tapi blush on Zoya ini tetap ringan diwajah kok. Abis itu bikin shading dengan menggunakan eye shadow berwarna gelap, ini juga pertama kali aku bikin shading. Gatau lah hasilnya gimana, menurutku aku masih harus banyak menimba ilmu pengaplikasian shading. Terus kalo pake lipstik biasa ajalah yaa.. Aku pake lisptik Zoya kurang lebih yang warna peach, suka banget sama warnanya. Tapi menurutku lipstriknya agak lengket. Tapi nggak papalah.. Oh ya ada tahap penggunaan bedak berwarna terang untuk area bawah mata dan bedak berwarna gelap untuk area rahang dan entah apalagi aku lupa. Tapi yang pasti bikin hasil make upnya jadi bagus.


ada games juga

Suka banget sama beauty class dari Zoya ini. Sepengamatanku tiap kali Zoya mengadakan beauty class, Zoya selalu menghadirkan make up artist handal jadi hasil make up yang diajarkan ke para peserta pun sesuai dengan tema yang diharapkan. Good job Zoya!! Oh ya, setiap peserta yang mengikuti beauty class ini mendapatkan goodie bag berisi Zoya Lip Paint (aku dapat yang shade Magic Purple) dan Zoya Body Sorbet (aku dapat yang Blossom). Next bakalan aku review betapa aku sukanya sama produk-produk Zoya ini. Thank you.

Rabu, 16 Mei 2018

Menariknya Drama Musikal Sangkuriang ala Bandung Independent School



Indonesia selain kaya akan budaya tetapi juga memiliki banyak cerita rakyat dari berbagai daerah. Misalnya saja Sangkuriang, sebuah cerita rakyat yang berasal dari Jawa Barat yang konon menjadi asal muasal terjadinya Gunung Tangkuban Parahu. Siapa yang tak tahu cerita Sangkuriang? Dari zaman SD rasanya kita sudah sering disuguhkan ceritanya melalui buku-buku. Dulu aku berpikir, rasanya akan lebih menarik jika menyaksikan ceritanya melalui sebuah drama. Ternyata minggu lalu aku bisa menyaksikannya.

Minggu lalu tepatnya hari Sabtu 12 Mei 2018, aku bersama teman-teman blogger menghadiri sebuah acara drama musikal Sangkuriang yang dipersembahkan oleh Bandung Independent School (BIS) yang bekerja sama dengan The Lodge Foundation. Acara ini diadakan dalam rangka 45th BIS Anniversary Celebration yang berlokasi di kawasan Bandung Independent School sendiri, yaitu di Jalan Surya Sumantri No.61 Kota Bandung. Ternyata selain drama musikal, akan ada juga fashion shownya. Jujur aku baru tahu kalo di Bandung ada sebuah sekolah internasional (yaah ketauan deh dulunya jarang kemana-mana).

Pulang dari kantor aku langsung menuju ke BIS dengan berbekal google maps dan ojek online. Sempet nyasar sampe harus putar balik, tapi akhirnya ketemu juga sekolahnya. Tepat saat aku tiba di depan gerbang sekolah hujan pun turun. Dengan sedikit berlari aku mencari auditorium tempat acara tersebut akan berlangsung yang ternyata berada di lantai dua. Ternyata sudah ada dua teman-teman blogger yang sudah tiba disana. Kami pun disambut oleh para staf Bandung Independent School dengan sangat ramah. Setelah melakukan registrasi kami beranjak ke mushola terlebih dahulu, kira-kira masih ada 10 menitan lagi sebelum acara dimulai. Sejenak aku memperhatikan lingkungan sekolah ini, ternyata sangat rapi dan bersih. Rasanya nyaman sekali berada disini. Tepat pukul 15.30 WIB kami langsung menuju auditorium karena berdasarkan jadwal acara memang akan dimulai pukul 15.30 WIB. Nggak disangka ternyata di dalam auditorium sudah banyak sekali penonton yang hadir, MC juga sudah berdiri di depan menyambut para penonton. Waaaw kereeeen... BIS on time banget!! Kami langsung mencari tempat duduk terdekat, beruntung kami mendapat tempat duduk di barisan ketiga dari depan sehingga bisa menyaksikan drama lebih dekat. Sebelum drama benar-benar dimulai, MC mengajak semua penonton mengikuti kuis terlebih dahulu dengan bahasa inggrisnya yang sangat fasih. Ya gimana nggak fasih, MC nya orang luar negeri asli lho!!

Mr. MC
Acara dimulai dengan suara merdu tiga ibu cantik yang menyanyikan sebuah lagu. Kok jadi inget Tiga Diva Indonesia ya? Hehehe.. Selain terhanyut dalam suara merdu ketiga ibu cantik ini, aku dibuat terpukau juga dengan kostum yang digunakannya. Kain-kain khas Indonesia dengan desain kekinian tapi tetap nggak melupakan ciri khasnya masing-masing.

tiga ibu cantik bersuara merdu

Kemudian dilanjutkan dengan fashion show terlebih dahulu yang menampilkan beragam kain-kain Indonesia yang didesain dengan sangat cantik. Karena aku suka fashion, jadinya malah terpesona sendiri sama desain-desainnya. Rasanya pengen banget melihat lebih dekat gimana detail desain dan bahan kain yang digunakan.

fashion show yang diperagakan oleh para staf dan orang tua siswa BIS


Kemudian tibalah ke inti acara yaitu drama musikal Sangkuriang. Drama dimulai dengan sebuah narasi tentang sejarah nun jauh sebelum Sangkuriang dilahirkan. Yakni ketika seorang raja yang sakti dan istrinya dikaruniai seorang putri yang kemudian diberi nama Dayang Sumbi. Dayang Sumbi tumbuh menjadi seorang putri yang sangat cantik sehingga banyak sekali yang ingin memperistrinya. Untuk menghindari pertikaian, Dayang Sumbi memutuskan menjauh dari istana dan hidup sendiri di sebuah hutan. Suatu hari ketika Dayang Sumbi sedang menenun, benang tenunnya jatuh sehingga Dayang Sumbi menjanjikan sesuatu kepada siapapun yang menolongnya mengambilkan benang tenun tersebut. Apakah janjinya tersebut? Jika si penolong seorang wanita maka akan dijadikan saudara, namun jika laki-laki akan dijadikan suami. Tak disangka ternyata yang menolongnya adalah seekor anjing. Dayang Sumbi tak bisa berbuat apapun karena ia sudah terlanjur berjanji. Belakangan Dayang Sumbi mengetahui ternyata seekor anjing bernama Si Tumang tersebut ialah seorang dewa rupawan yang tengah dikutuk ke bumi dengan berwujud seekor anjing. Singkat cerita Dayang Sumbi dan Si Tumang memiliki seorang anak laki-laki bernama Sangkuriang. Namun hingga ia dewasa Sangkuriang tak pernah tahu jika Si Tumang adalah ayahnya. Hingga suatu ketika saat tengah berburu di hutan, Sangkuriang membunuh Si Tumang karena kekesalannya. Dayang Sumbi yang akhirnya tahu bahwa Sangkuriang telah membunuh Si Tumang memukul dahi Sangkuriang hingga berbekas. Sangkuriang yang tidak memahami kemarahan sang ibu memutuskan untuk pergi dari ibunya. Sementara Dayang Sumbi berjanji tak akan pernah lagi memakan daging yang menyebabkannya tetap cantik dan awet muda.


Cerita berlanjut ketika Sangkuriang telah dewasa. Hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang wanita cantik yang tak lain adalah ibunya, Dayang Sumbi. Namun sayangnya Sangkuriang tidak mengenali bahwa wanita tersebut ialah ibunya. Begitupun dengan Dayang Sumbi yang tak mengenali Sangkuriang hingga akhirnya Dayang Sumbi melihat bekas luka di dahi Sangkuriang. Sangkuriang yang tak mempercayai bahwa Dayang Sumbi adalah ibunya bersikeras ingin tetap menikahinya apapun yang terjadi. Dayang Sumbi terpaksa mengajukan sebuah syarat yang amat sulit agar Sangkuriang gagal menikahinya. Yaitu membuat danau dan sebuah bahtera hanya dalam waktu semalam sebelum matahari terbit. Tak disangka Sangkuriang menyanggupinya. Dengan bantuan para jin hampir saja Sangkuriang dapat menyelesaikan syarat yang diajukan Dayang Sumbi, namun berkat do’a Dayang Sumbi dan bantuan para peri akhirnya Sangkuriang telah gagal karena di ufuk timur terlihat seakan matahari sudah terbit. Sangkuriang yang marah akhirnya menendang bahtera yang telah dibuatnya yang kini kita kenal dengan Gunung Tangkuban Parahu.



Itulah cerita tentang Sangkuriang. Dari segi cerita tetap sama seperti cerita Sangkuriang aslinya. Tapi ada yang berbeda dan membuatnya menjadi menarik dalam drama musikal Sangkuriang yang dipersembahkan BIS ini. BIS telah menyuguhkan serangkaian acara fashion show dan drama musikal ini dengan sangat apik. Dimulai dari fashion show, para peraga busana ternyata tak lain ialah staf dan orang tua siswa BIS sendiri. Kemudian dalam drama musikal Sangkuriang sendiri pun, para staf, guru, hingga siswa BIS turut serta dalam acara ini. Tak disangka pemeran Dayang Sumbi ternyata ialah Narda Virelia, Runner Up I Miss Indonesia 2018 yang tak lain ialah alumni BIS juga. Narda Virelia menguasai empat bahasa dan terampil menari tarian tradisional Indonesia. Wah.. pantas saja Narda terlihat begitu luwes ketika memerankan tokoh Dayang Sumbi. Sementara pemeran Sangkuriang ternyata ialah kepala sekolah BIS yakni Mr. Chris Toomer. Ada juga hal menarik lainnya, para jin yang membantu Sangkuriang saat membuat bahtera, diawal kehadirannya sempat membuat para penonton kaget. Gimana nggak, dengan kostumnya yang menyeramkan mereka menghampiri para penonton terlebih dahulu. Mungkin kalo penontonnya semua berusia anak-anak pasti bakal lebih seru karena pada jerit-jerit, tapi karena sebagian besar penontonnya berusia dewasa jadinya bukan takut tapi malah minta selfie.  Tapi tetap saja bikin kaget karena jumlah mereka yang terhitung banyak. Oh ya, tak lupa siswa-siswa BIS yang mahir memainkan alat-alat musik tradisional yang mengiringi selama drama berlangsung. Walaupun mereka bersekolah di sekolah internasional, tapi mereka tetap mahir memainkan alat-alat musik tradisional ya.



siswa-siswa BIS yang memainkan alat musik tradisional


Acara ini sangat berkesan, dimulai ketika awal acara saja sudah membuatku terkesan karena BIS sangat tepat waktu. Selama acara berlangsung pun rasanya tak ada kekurangan sedikitpun hingga acara ini berjalan sangat lancar hingga akhir acara. Rasanya jadi pengen berkunjung ke BIS lagi untuk mengenal lebih dekat tentang BIS. Acara ini disponsori oleh Bank Mandiri, Bank UOB, Kartika Sari, Bank BTN, K-Lite 102.1 FM, Purbasari, Crowne Plaza, dan Intercontinental.


Sekilas Tentang Bandung Independent School
Seandainya aku nggak ikutan menghadiri drama musikal ini bersama teman-teman blogger, mungkin aku nggak akan tahu kalo di Bandung ada sebuah sekolah Internasional bernama Bandung Independent School. Padahal sekolah ini sudah berusia 45 tahun!! Ah ini mah fix aku nya aja yang kuper, hihihi.. Akhirnya sebelum berangkat menyaksikan drama musikal ini, aku browsing dulu tentang Bandung Independent School. BIS merupakan sebuah lembaga non profit yang didirikan pada tahun 1972, awalnya bernama Bandung International School. Bahasa yang digunakan sudah pasti bahasa inggris. Program yang disediakan BIS mulai dari jenjang usia dini hingga SMA, yang lebih menarik ternyata jenjang SMA di BIS ini cukup dua tahun saja namun setelah lulus dapat setara dengan jenjang Diploma 1. Para staf, guru dan siswanya sendiri berasal dari berbagai negara. Dalam satu kelas hanya terdiri dari maksimal 20 siswa, pasti kegiatan belajar mengajarnya sangat kondusif ya. Sebagian besar lulusan BIS diterima di berbagai universitas bergengsi di berbagai penjuru dunia, misalnya saja Narda Virelia sang pemeran Dayang Sumbi yang merupakan lulusan University of Nottingham.


Sekilas Tentang The Lodge Foundation
Mendengar The Lodge Foundation aku langsung teringat The Lodge Maribaya, sebuah kawasan wisata di Lembang. Sebelum berangkat menyaksikan drama musikal ini, aku sempat browsing dulu nyari info tentang The Lodge Foundation. The Lodge Foundation adalah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang lingkungan, sosial, budaya, dan pendidikan. Didirikan pada tanggal 22 April 2016, The Lodge Foundation telah melakukan berbagai aktifitas konkrit yang melibatkan berbagai komunitas diantaranya memperingati Hari Bumi Internasional, mengadakan gerakan bersih sampah di kawasan hutan Tahura dan Desa Maribaya, serta menggelar bazar sampah barter sembako dalam upaya merevitalisasi aktifitas empat bank sampah binaan The Lodge Foundation dan The Lodge Maribaya. The Lodge Foundation telah membentuk komunitas sendra tari “Nuwala” dalam rangka mengembangkan dan mengaktualisasi budaya lokal. The Lodge Foundation juga telah memberi beasiswa kepada sepuluh anak di Cibodas dalam rangka mendukung generasi muda untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih baik. Dan masih banyak lagi sederet upaya lainnya yang dilakukan oleh The Lodge Foundation dalam mendukung masyarakat dan lingkungan untuk terus menjadi lebih baik lagi.


Minggu, 01 April 2018

Berkunjung ke BAPUSIPDA JABAR



Welcome April!!!
((and again)) nggak kerasa udah bulan April lagi..
Ini antara seneng dan sedih sih sebenernya, tapi ya udah lah nggak usah diceritain seneng sedihnya kenapa. Mending cerita yang lain aja ya..

Jadi akhir Maret kemarin dikarenakan ada tuntutan deadline aku berkunjung ke Bapusipda Jabar untuk pertama kalinya. Oke, coba perhatikan kata-kata yang digaris bawahi. Iyes, karena tuntutan deadlinelah yang mendorongku pergi ke perpustakaan. Dan untuk pertama kalinya pula aku dateng ke perpustakaan Bapusipda Jabar, wkwkwk parah ya. Setelah dulu diajakin temen-temen kesini aku nolak mulu, akhirnya minggu lalu aku dateng kesini sendirian. Ahaha..

Nggak akan aku ceritain juga apa itu tuntutan deadlineku, disini aku mau ceritain tentang kunjunganku ke perpustakaan ini aja ya.


BAPUSIPDA JABAR yang merupakan singkatan dari Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat ini berada di Jl. Kawaluyaan Indah III No.4 Jatisari Buahbatu Kota Bandung Jawa Barat 40286. Perpustakaan ini memiliki koleksi buku yang amat sangat lengkap.


Aku tiba disana kurang lebih pukul 10.00 pagi. Dari luar terlihat nggak begitu rame. Nah karena aku nggak mau maen nyelonong sotoy tapi nyatanya nggak tau apa-apa bahkan malah kesasar, aku putuskan buat nanya-nanya dulu ke bapak satpam yang ada di depan pintu. Nanya apa? Ya nanyain gimana masuknya ke perpustakaan lah, nanya apalagi coba? Wkwk.. dan untungnya jawaban bapak satpam bukan ‘buka pintu perpustakaan, masuk, nyampe deh’ ala tebak-tebakan gimana cara ngeluarin gajah dari kulkas. Tapi aku disuruh ngisi data diri dulu di depan pintu perpustakaan, karena aku bukan anggota Bapusipda Jabar, maka aku klik yang “Non Anggota” terus isi data diri, bentar kok nggak lama. Abis itu aku menuju loker, di bagian loker ada petugasnya juga. Oh iya, waktu aku di loker, aku liat ada anak-anak TK sama guru-gurunya kayak lagi berkunjung gitu.



Lanjut dari loker aku langsung menuju ke lantai 2. Kita bisa menggunakan lift atau eskalator untuk menuju ke lantai 2,3, atau 4. 


foto kurang jelas? liat yang bawah aja ya hehe



Di lantai 2 terdapat ruang perpustakaan dewasa 1 dan 2. Ruang baca dewasa 1 isinya lebih ke buku-buku psikologi, keislaman, komputer, dan sosial. Waktu masuk, jangan lupa lepas sepatu/sandal dan simpan di tempat yang udah disediain ya. Trus jangan lupa juga isi daftar hadirnya. Nyari bukunya? Gampang kok, kita bisa nyari lewat komputer atau secara manual a.k.a keliling dari rak ke rak. Di ruang ini tersedia kursi-kursi baca yang bisa digunakan secara berkelompok ataupun perorangan.






kalo pegel nyari-nyari buku, bisa duduk dulu nih

Selesai pencarian di ruang baca dewasa 1, aku langsung menuju ruang baca dewasa 2 yang terletak tepat di depan ruang baca dewasa 1, dan ternyata disini isinya buku sains semua. Hmm.. sejenak bernostalgia tentang dunia biologi yang pernah kupelajari dahulu kala. Ruang baca dewasa 2 ini ukurannya lebih kecil daripada ruang baca dewasa 1, dan lebih gelap juga sih menurutku.




Lanjut ke lantai 3 aku masuk ke ruang baca referensi (wuidiiih sok keren banget ya masuknya ke ruang baca referensi, wkwk). Disini terdapat banyak kamus, buku keislaman, dan buku referensi lainnya. nah, tepat di depan ruang baca referensi terdapat ruang baca remaja, ada banyak anak usia sekolahan lagi berkunjung. Aku nggak masuk ke ruang baca remaja ini sih, kenapa? Nyadar umurkah? Wkwk.. nggak juga sih.. cuman udah buru-buru pulang aja. Ah ya, aku juga nggak ke lantai 4 sih.

lagi sepiiii banget


Secara keseluruhan perpustakaan ini sangat nyaman, selain menyediakan buku yang sangat lengkap, tersedia wifi gratis juga, hehehe.. hari gini wifi gratis dooong.. petugasnya pun ramah-ramah. Dan untuk masuk ke Bapusipda Jabar ini nggak ada biaya pendaftaran alias gratis!! Terdapat banyak kursi di setiap lantai bahkan di luar gedung sekalipun buat kamu yang ngerjain tugas bahkan cuman nunggu abang ojek online sekalipun. Hehehe...


Senin, 28 Agustus 2017

KKL ke Bali


Awal Agustus lalu tepatnya tanggal 3-5 Agustus 2017 aku pergi KKL ke Bali bareng temen-temen sekelas. Ah ya, sebelumnya aku mau cerita dikiiiit dulu kalo pertengahan 2015 aku lanjut kuliah lagi di Magister Manajemen Universitas Widyatama (dicerita-cerita selanjutnya bakalan aku sebut MM Utama ya), alhamdulillah.. Ntar kapan-kapan aku bakalan cerita lebih banyak tentang kuliah S2 ku ini.

Oke, kenapa harus KKL? Karena KKL ini adalah bagian dari kurikulum yang harus kita ambil semasa kuliah di MM Utama, KKL ini juga jadi salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum kita sidang tesis nanti. Apa itu KKL? Udah pada tau lah yaa kalo KKL itu Kuliah Kerja Lapangan. Nah tapi, KKL aku disini beda sama KKN a.k.a Kuliah Kerja Nyata ala-ala anak S1 yaa.. Kalo jaman dahulu kala pas S1 aku KKN ke desa-desa buat turut memberikan kontribusi positif selama sebulan penuh lamanya, nah kalo KKL yang aku jalani ini lebih ke Kunjungan Industri aja sih.. Makanya cuman 3 hari aja. Soal tempat tujuannya? Jelas beda juga, dulu KKN jaman S1 itu ditentuin sama universitas yang artinya kita harus nerima dengan lapang dada di desa mana kita akan ditempatkan sekaligus gak bisa nawar-nawar sama siapa kita disana karena temen sekelompoknya dari berbagai jurusan berbeda dan gak ada yang saling kenal sama sekali, tapi kalo KKL kali ini tuh perginya bareng-bareng temen sekelas dan tempat tujuannya pun kita yang nentuin, bikin happy lah pokoknya...

Sekarang kenapa tempat tujuan yang kita pilih adalah Bali? Karena mayoritas mahasiswa di kelasku udah pada kerja jadi gak bisa ambil cuti lama-lama, akhirnya kita pilih Bali dengan banyak pertimbangan yang intinya Bali keren banget lah yaa.. Haha.. Oh ya, selain para mahasiswa, ada juga 2 orang dosen yang jadi pendamping kita kesana (padahal udah gede-gede yaa tapi masih aja didampingi, wkwkwk)

Cerita dimulai dari perencanaan kita kesana mau kemana aja, ngapain aja, pake transportasi apa, nginep dimana, tanggal berapa, dll pokoknya mulai dari hal-hal umum sampe hal-hal detailnya. Awalnya kelasku mau ngurusin sendiri segala akomodasinya, mulai dari mesen-mesen tiket, mesen-mesen hotel, ngurus-ngurus perizinan ke tempat tujuan, dll. Tapi yang namanya manusia hanya bisa berencana, karena kebetulan ternyata lagi pada sibuk sama kerjaan di kantor masing-masing, akhirnya kita serahinlah semua itu sama travel agent biar kita bayar dan terima beres aja, hehe..

Tibalah awal Agustus, yang namanya cewek pasti dijamin ribet pada ngobrol mau bawa baju berapa, yang kayak gimana, sampe ke alat mandi aja kita obrolin, haha.. Dan yang cewek-cewek akhirnya berangkat dengan masing-masing dorong 1 koper berukuran sedang dan nenteng tas kecil. Aku? Aku pengecualian lah yaa.. Aku gak bawa koper!! Karena emang aku gak punya koper ukuran kecil trus ribet aja gitu pas ngebayangin harus dorong-dorong koper mana naik angkot pula dari rumah (sampe hari ini belum ada kemajuan juga nih, masih aja takut pake motor ke jalan raya, yang akhirnya bertahan jadi pengguna setia angkot). Akhirnya aku cuman bawa tas ransel aja, sayangnya aku gak sempet foto nih packinganku waktu itu! Pokoknya bayangin aja lah ya aku pake tas ransel biasa yang muat laptop 14”, bukan tas ransel yang buat dipake ke gunung gitu.. Berpikir keraslah aku apa yang bakal dibawa biar gak kekurangan atau kelebihan, sampe aku juga harus nemuin teknik packing yang bener efektif biar semua barang bawaanku mual dalam satu tas ransel itu. Barang bawaanku waktu itu 3 stel baju (baju buat hari kedua, hari ketiga, dan baju tidur) baju yang dimaksud udah termasuk baju blouse/kemeja, celana jeans, sama kerudung yaa, handuk kecil, kaos kaki,  alat-alat mandi, alat-alat kosmetik, tas kecil buat disana (gak mungkin banget kan disana aku gendong-gendong tas ransel), alat tulis sama note kecil, hape, charger, powerbank, alat sholat, tas jinjing cadangan, payung, jaket, sama apalagi ya? Ah lupaa.. Pokoknya barang-barang segitu aku packing dan muat dong jadi 1 tas ransel aja.. Jadi aku gak perlu ribet-ribet lagi bawa beberapa tas, cukup 1 tas ransel aja. Indahnyaa.. wkwk

Hari Pertama...
Tiba hari-H aku berangkat pagi-pagi banget dari rumah dan udah janjian sama temen-temenku buat berangkat bareng ke airportnya. Ya, kita gak pada ke kampus dulu ya, tapi langsung pada janjian di airport aja, lagian kalo ke kampus dulu ngapaiin coba, wkwk.. Nyampe di airport ketemu temen-temen trus nunggu temen-temen yang lainnya sampe kumpul semua dan nunggu . Kira-kira apa coba yang kita lakuin selama nunggu itu? Makan sate, ketan, sama cemilan-cemilan lainnya dooong!! Luar biasa kelas ini!! Haha.. Cuek aja..
ngemil sate sama ketan dulu

Di pesawat mah standar aja lah yaa.. Ngobrol sama temen-temen, ngemil, tidur, ngeliatin keluar jendela dan ketika itu dalam hati aku merenung betapa kecilnya diri kita dan betapa Maha Besarnya Allah SWT yang telah menciptakan seluruh dunia dan segala isinya.
nikmat-Nya yang manakah yang mampu kita dustakan

Nyampe di Bali alhamdulillah.. Ternyata cuacanya gak panas-panas banget waktu itu. setelah urusan bagasi selesai, langsung go pake bis yang udah disediain, eh iya pas nyampe di Bali disambut juga sama tour guide kita selama disana. Dan ternyata Bali udah sama lah ya kayak Bandung. Sama apanya? Macetnya! Walau lebih parah Bandung sih kayaknya, haha.. Yaa secara Bali emang terkenal banget dengan tempat-tempat wisatanya yang indah-indah badai!!
ketika silau dan wajah kusam tapi tetep pengen selfie
heeeii foto dulu yuk.. begitulah kira-kira

Makan siang di bis biar gak ngabisin waktu lama, dan tujuan pertama adalah Pantai Pandawa. Ngelewatin satu-satunya jalan tol di Bali yang desainnya unik banget!! Beda lah pokoknya sama jalan tol yang sehari-hari aku temui di Bandung, wkwk.. dan ternyata emang ada filosofinya sih kenapa jalan tol di Bali itu dibangun demikian. Selain itu, andai waktu itu airnya lagi naik, bakalan keliatan jalan tol yang seakan mengapung di atas laut, keren kan? Dan selama perjalanan itu juga kita diceritain berbagai hal tentang Bali sama tour guidenya.
Sejujurnya di Pantai Pandawa gak banyak yang bisa dilakuin sih selain sekedar foto-foto dan ngeliat keindahan lautan. Karena kita emang ngejar nonton Tari Kecak ke Uluwatu. Kurang lebih jam 4 sore langsung berangkat lagi menuju Uluwatu buat nonton Tari Kecak sambil menikmati sunset, ahay!!
silau ih silau tapi pengen foto di yang ada tulisan pantai pandawanyaa

akhirnya bisa loncat
biar kayak selebgram

Tiba di Uluwatu mengunjungi Pura, foto-foto, terus langsung nyari tempat duduk yang nyaman buat nonton Tari Kecak, sayang banget aku gak dapet tempat duduk yang menghadap langsung ke arah pemandangan lautan dan sunset karena pas kesana udah banyaaak banget orang-orang yang mau nonton juga. Ah ya di gerbang sebelum masuk kita dipinjami sehelai kain dulu buat dipake, kalo yang bajunya udah dibawah lutut cukup pake selendang yang diikatkan dipinggang, kalo bajunya yang masih diatas lutut harus pake kain panjang yang bisa menutup lutut. Pasti ada alasan tersendiri lah ya kenapa harus demikian. Tapi kalo aku pahami dari sudut pandangku sendiri, emang di agama apapun kayaknya harus banget ya kita berpakaian sopan kalo mau ke tempat ibadah.




Seru nonton Tari Kecak gak kerasa hari udah malem aja, langsung go lagi menuju Jimbaran buat makan malam di pinggir pantai. Romantis? Kagak!!! Orang makan malamnya sekelas rame-rame, banyak orang lain juga yang makan disana. Yasudahlah toh ini makan malam biasa yang penting perut kenyang bukan semacam candle light dinner.
Udah gitu berangkat ke hotel, nyampe di hotel ya mandi, bersih-bersih, nyiapin baju buat besok, tidurlah biar besok gak bangun kesiangan.

Hari Kedua...
Yes, alhamdulillah bangun pagi banget, ini jadi kayak kebiasaanku aja sih, kalo di rumah biasanya bangun kesiangan kalo lagi kecapean, tapi kalo lagi jauh dari rumah malah jadi rajin banget bisa bangun pagiii banget walaupun badan kecapean. Langsunglah aku mandi dan siap-siap buat menyambut hari keduaku di Bali ini.. haha.. Jam 7 aku sarapan bareng temen-temenku, jam 8 perjalanan dimulai kembali. Tujuan pertama adalah UC Silver, tempat pembuatan perhiasan perak. Inilah sebenernya tujuan pertama yang jadi Kunjungan Industrinya.





Pas nyampe, aaah Bali bener-bener ya bikin jatuh cinta banget sama desain-desain bangunannya! Apalagi buat aku yang sukaaa banget sama hal-hal yang berbau desain, art, semacam itulah. UC Silver dari luar aja bangunannya bagus bangeet.. Gak nyia-nyiain kesempatan buat foto-foto dong disini.. Di UC Silver ini aku bisa liat proses pembuatan perhiasan perak dari proses awal banget sampe akhirnya jadi sebentuk perhiasan yang harganya mulai dari yang biasa aja sampe yang harganya nggak biasa banget. Selain tempat pembuatannya atau pabriknya, disini juga ada storenya kali aja abis liat-liat prosesnya langsung kepengen beli perhiasannya buat dijadiin oleh-oleh atau lamaran mungkin? Euh baper.
kamu siapa? lah kamu siapa?

menggapaimu

here i am

Dari UC Silver lanjut ke satu cafe yang terletak di perkampungan di Ubud buat makan siang. Takjub sama satu perkampungan itu, karena bersiiih banget gak ada sampah sama sekali, suasananya juga nyaman dan asri, udaranya sejuk, bikin betah lama-lama disana.
anggap saja kami girlband

Lanjut ke Uma Pakel (masih di Ubud), ini tempat pengolahan kopi luwak, dan ada storenya juga barangkali ada yang mau beli kopi luwak asli. Kita bisa nyicipin berbagai macam rasa kopi dan teh yang disediain disana, selain itu? foto-foto dong!! Karena ada satu spot foto kece ala-ala jurang gitu semacam di Jogja dan Bandung.

bukan takut jatuh sih, tapi takut sepatu lepas dan gak bisa diambil lagi

prestasi kami bertiga "bisa loncat dengan sempurna"

Lanjut lagi dooong ke Istana Tampak Siring atau Tirta Empul, waah dipinjami kain lagi nih buat dipake, bedanya kalo kemaren yang di Uluwatu cuman selendang aja, kali ini kain lebar dan bermotif. Disana kita keliling dan liat-liat aja kegiatan apa yang dilakukan masyarakat Bali.

kami masih berusia 17th kok (btw, pinggang aku kemana ya?)


Perut keroncongan dan go kita lanjut ke Restoran Hawaii apa gitu namanya lupa buat makan malam, hmm.. kali ini nggak makan malam pinggir pantai lagi yaa. Selesai makan malam langsung ke Krishna, semacam toserba atau swalayan gitu lah ya yang nyediain berbagai macam oleh-oleh khas Bali, pokoknya lengkap deh disini. Beli apa aku disini? Beli oleh-oleh buat 3 keponakan aja sih di rumah, gak terlalu banyak karenaaa lagi-lagi nggak mau ribet bawa banyak barang bawaan ntar pas pulang.
Terakhir, pulang ke hotel deh.. mandi, bersih-bersih, trus langsung tidur?? Haha kali ini nggak doong.. Kali ini aku sama beberapa temenku malah lanjut main ke Legian, ngapain?? Liat Monumen Bom Bali, dan abaikan apa yang ada disekitar monumen itu ketika tengah malam, hehe.. Nah pulang dari sana baru deh tidur.


Hari Ketiga...
Tetep berhasil bangun pagi-pagi dong, rutinitas pagiku sama lah ya kayak kemaren. Sampe jam 8 langsung go lagi. Ini hari terakhir aku dan temen-temenku di Bali dong, aaa sedihnya.. hiks. Ah ya, rutinitas pagi tadi ditambah packing juga karena pagi ini langsung check out dan gak akan balik lagi ke hotel.
Tujuan Kunjungan Industri kedua adalah Secret Garden Village, salah satu destinasi wisata edukatif di Bali. Jadi, selain Bali punya berbagai pantai yang indah dan destinasi wisata yang menarik, Bali juga punya destinasi wisata edukatif ini. Di Secret Garden Village ini ada mini pabrik produk kecantikan lokal, tau Herborist? Itu lhoo lulur, lotion, facial wash, naah disini tempatnya!, museum beauty, museum kopi, cafe, restoran, dan spot foto 3D, ah ya nggak lupa storenya juga buat belanja oleh-oleh.. Dari pertama liat bangunannya, lagi-lagi menarik perhatianku banget, Secret Garden Village ini punya desain bangunan yang minimalis yang berpadu dengan alam, kayu, dan beton juga sih. Tampak luar udah oke, waktu masuk ke dalem pas nunggu buat keliling-keliling tempat ini, aku nyium wewangian yang bikin nyamaaan banget, agak mikir lama asalnya wewangian itu dari mana ya, oh ternyata kayaknya sih ada aroma teraphy, serius di sini nyaman banget lho tempatnya, bersih banget pula. Tibalah saatnya buat keliling-keliling, kelasku dibagi 2 kelompok, para cewek-cewek a.k.a gadis-gadis abg (umurku kita baru 17th kan? #maksa) ke pabrik beauty, sedangkan para cowok-cowok a.k.a bapak-bapak ke pabrik kopi. Pertama ke museum beauty dulu, dijelasin alat-alat yang dipake buat ngolah bahan-bahan kecantikan, manfaat-manfaat tumbuhan yang berfungsi untuk obat dan kecantikan, sejenak aku flash back ke jaman S1 dulu yang sebagian besar kehidupanku berada di laboratorium, jadi kenal lah ya waktu guide di Secret Garden Village nunjukin lumpang, alu, Piper betle a.k.a Daun Sirih. Trus lanjut ke mini pabriknya, tas nggak boleh dibawa, jadi disimpen di loker yang telah disediakan, trus sebelum masuk pabrik harus pake jas lab lengkap dengan masker, penutup kepala dan penutup kaki juga. Keliling-keliling pabrik liat orang-orang yang kerja di pabrik dan labnya, liat proses pembuatan produknya. Abis itu ke storenya deh, wuiiih lengkap dan menggoda niiih.. Selain ada banyak produk Herborist, ada juga produk lokal yang nggak banyak dijual ke luar kota. Yang menarik perhatianku adalah sabun-sabun bentuk eskrim, cup cake, cake, buah-buahan yang seger-seger banget. 









Sementara temen-temenku sibuk belanja, aku malah sibuk ngevlog hahahaa.. Jujur nggak tau kenapa kalo lagi berangkat bareng banyak orang gini, aku jadi nggak punya hasrat buat belanja lho, padahal kata orang kalo belanja bareng temen itu biasanya kalap ya, eeh aku malah kebalik. Kalo pas lagi jalan-jalan sendiri aja jangan ditanya aku seboros apa (sekarang lagi belajar biar nggak konsumtif lagi kok, serius!!). Abis itu sambil nunggu semua ngumpul, duduk santai dulu sambil menikmati pemandangan diiringi musik khas Bali itu lho apalah namanya aku nggak paham tapi yang pasti bikin nyaman. Sejenak berkhayal andai di Bandung ada tempat kayak gini, pengen banget kerja disituuu, tempatnya asri, sejuk, nyaman, bikin betah, asumsiku tingkat stressnya rendah kali yaa, haha.. Ya Allah.. kabulkanlah do’aku.. Aamiin..

moga aja abis foto begini bisa jadi selebgram



museum kecantikan

sebelum masuk pabrik

abaikan tangan centilku, asli gak nyadar

Udah selesai kemudian lanjutin perjalanan lagi, ditengah perjalanan pada turun dari bis buat makan durian, seru aja sih jadinya.. sekelas makan durian.. Trus lanjut lagi makan siang di Krishna (toko oleh-oleh yang kemarennya aku ceritain, dibagian luarnya ada tempat makannya), sambil belanja lagi sih.. hehe.. Aku jajan pie susu lagi dan beli aksesoris yang kemaren temen sekamarku beli juga (kabita lah ya ceritanya).
Daaan akhirnya tibalah waktunya ke airport.. Perpisahan sama tour guidenya.. Nunggu lagi.. yang ternyata sang pesawat malah delay hampir 2 jam dari jadwal awal, hiks!! Fix telat banget nyampe Bandung ini mah. Dan bener aja, nyampe Bandung sekitar jam 1 atau 2 malem lah pokoknya, syediiih.. Tadinya kalo sesuai rencana nyampe Bandung jam 10 malem aku mau langsung pulang ke rumah aja, tapi nggak jadi deh dan akhirnya nginep di rumah temen dulu. Besok paginya barulah pulang ke rumah.


Seru banget lah ya kalo pergi bareng-bareng temen ituu..  Kapan lagi coba.. Apalagi ini semester akhir kita kuliah in class, selanjutnya beresin tesis masing-masing.. Tentang Bali? Jujur aku jatuh cinta sama desain-desain bangunan di Bali, mulai dari rumah adatnya sampe kantornya pun nggak lepas dari sentuhan khas Balinya. Ditambah pohon-pohon kamboja dengan bunga-bunganya yang jadi cantik banget kalo disana, kenapa cantik? Karena di Bandung pohon kamboja malah jadi agak serem karena biasanya ada di sekitar pemakaman, tapi kalo di Bali di setiap rumah pasti ada. Tapi di Bali banyak banget anjing yaa.. buatku yang takut anjing, tiap ketemu anjing bawaannya jadi deg-degan aja takut anjingnya galak trus ngejar, wkwkwk.. untung nggak kejadian tuh. Tapi Bali keren banget lah, bangga Indonesia punya Bali.

Lima Tantangan Ramadan yang Ingin Aku Jadikan Kebiasaan

Tiap bulan ramadan tiba rasanya senenggg banget. Seneng karena masih diizinkan Allah SWT ketemu sama bulan ramadan lagi. Waktu bergulir, kir...