Revolusi Industri dimulai saat akhir abad ke-18 yang pada
saat itu Revolusi Industri ke-1 ditandai dengan pengenalan fasilitas produksi
mekanis menggunakan tenaga air dan uap, kemudian awal abad ke-20 berkembang
Revolusi Industri ke-2 mengenai pengenalan produksi masal berdasarkan pembagian
kerja, beranjak awal tahun 1970 Revolusi Industri ke-3 ditandai dengan penggunaan
elektronik dan TI untuk otomatisasi produksi, hingga saat ini Revolusi Industri
ke-4 yang ditandai dengan sistem Cyber Physical. Lalu, bagaimana dengan sumber
daya manusia di Indonesia sendiri menghadapi Revolusi Industri 4.0 ini?
Senin, 20 Agustus 2018 kemarin telah berlangsung sebuah
Diskusi Publik bertema “Penyiapan Sumber Daya Manusia Dalam Menghadapi Revolusi
Industri 4.0” yang bertempat di The Parlor, Bandung. Diskusi Publik ini
diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (STT Bandung) yang
bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI).
Acara yang dimoderatori oleh Bapak Dharmasena Widjanegara ini
menghadirkan para narasumber luar biasa seperti Bapak Drs. Mujiyono, M.M yang
merupakan Kepala Pusdiklat Industri Kementerian Perindustrian; Ibu Ratna
Utarianingrum yang merupakan perwakilan Dirjen IKM; Bapak Prof. Dr. Ir. Suhono Harso
Supangkat M.Eng yang merupakan Guru Besar Institut Teknologi Bandung; Ibu N.
Nurlaela Arief, MBA. MIPR yang merupakan Kepala Corporate Communications Bio
Farma; serta Bapak Ronny P. Sasmita yang merupakan Direktur Eksekutif dan
Pengamat Ekonomi EconAct. Acara diawali dengan pembukaan oleh Ketua Sekolah
Tinggi Teknologi Bandung yaitu Bapak Muchammad Naseer, S.T., M.Kom.
Di era serba digital ini sumber daya manusia menjadi faktor
utama untuk mendukung Revolusi Industri 4.0. Sumber daya manusia dituntut
memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi digital, empat kompetensi yang
harus dimiliki yaitu Coding
/ Programming, Data Analysis & Statistic, Artificial Intelligence, dan Flexibility. Kebutuhan dunia
industri yang semakin komplek membutuhkan keterampilan sumber daya manusia yang
spesifik dan terukur dimana setiap vokasi industri akan menjawab masalah
pengangguran.
Berdasarkan pemaparan Bapak Drs. Mujiyono, M.M, jumlah
mahasiswa yang mengikuti pendidikan vokasi di Indonesia memiliki angka yang
sangat jauh lebih rendah dibandingkan negara lainnya, yakni hanya 5,2% saja. Sementara
Cina 59%, India 36%, Swiss 67%, Jerman 48%, Austria 76%, Belgia 55%, dan
Belanda 68%. Pendidikan vokasi misalnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) perlu
adanya perombakan besar mengingat guru SMK masih mayoritas guru normatif,
seharusnya guru SMK memiliki skill yang dapat meng-upgrade skill
siswa-siswanya. Pengembangan pendidikan
vokasi ke depan diarahkan dari pedidikan vokasi
konvensionalmenuju pendidikan vokasi
link and match dengan industri, kemudian menuju pendidikan vokasi sistem ganda
atau dual
system, dengan
pilot project dimulai tahun 2018.
Sementara menurut Ibu Ratna Utarianingrum, di bidang
Industri Kreatif, Revolusi Industri 4.0 membawa berkah tersendiri yakni membawa
peluang baru, Kemenperin RI menyiapkan langkah-langkah yang cukup baik terutama
bagi kaum muda untuk turut serta dalam IKM dan E-Smart IKM. E-Smart IKM
merupakan sistem database IKM yang tersaji dalam profil industri, baik sentra
dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada. E-Smart IKM
memiliki konsep SIINAS.
Empat sektor industri kreatif yang menjadi pembinaan
Kementerian Perindustrian meliputi industri fashion, industri kerajinan,
industri animasi dan video, serta permainan interaktif. Menuju penerapan
industri 4.0 pada sektor IKM melakukan upaya peningkatan keterampilan SDM
industri, peningkatan produktivitas dan daya saing dengan teknologi digital,
inovasi teknologi melalui pengembangan start up, serta mendorong industri
menggunakan teknologi digital untuk efisiensi biaya produksi.
Lima sektor fokus Revolusi Industri 4.0 diantaranya industri
makanan dan minuman, industri tekstil dan busana, industri otomotif, industri
kimia, serta industri elektronik. Revolusi Industri 4.0 ini tidak mutlak menghapus
sumber daya manusia, industri masih membutuhkan sumber daya manusia pada lini
tertentu dalam sistem manajemen. Revolusi Industri 4.0 sudah di depan mata,
maka tidak bisa kita hindari tapi perlu kita sikapi dan perlu kita adaptasikan untuk
menghadapi era revolusi ini.
Seperti kata Profesor Suhono, Guru Besar ITB, "Manunggaling manusia dan mesin." Gimana pun, SDM tetap dibutuhkan di era Industri 4.0. Tugas stakeholder di negeri ini untuk mengelola SDM-nya agar bisa survive di tengah Industri 4.0.
BalasHapussetujuu teh..
HapusNah bener nih
BalasHapusMakin ke sini kita memang harus lebih kreatif menyiapkan kemampuan diri, agar lebih berdaya
Industri 4.0 yang banyak menggunakan teknologi tentunya tak akan menunggu jika kita sendiri malas bergegas meningkatkan kualitas diri
yups setujuu
HapusIndonesia sudah harus siap tentunya untuk Revolusi Industri 4.0 dengan menyiapkan SDM yang mumpuni.
BalasHapusiya betul sekali
Hapussemoga perkembangan Indonesia semakin maju ya mbakk SDM nya pun bertambah bagus
BalasHapusaamiin...
HapusSesudah membaca ini, saya memiliki tambahan motivasi untuk andil membentuk SDM unggul melalui pendidikan formal bagi anak anak didik, yang akan menjadi generasi pembangun di masa mendatang
BalasHapuswah alhamdulillah ya mbak..
HapusMasih sedikit yang ikut pendidikan vokasi padahal kebutuhannya besar ya? Semoga ke depannya lebih baik lagi Indonesia
BalasHapusaamiin...
HapusAyok kita harus siap menjadi SDM yang handal dalam menghadapi revolusi industri
BalasHapusyoook hehe
HapusSDM dari dulu hingga kini emang butuh terus support biar ga tergilas teknologi dan revolusi 4.0 ini juga jadi Pr banget nih semangat semoga bisa hadepin revolusi 4.0
BalasHapusaamiin teh..
HapusInformatif sekali infonya, pantesan saja saya diwanti wanti dosen untuk belajar coding
BalasHapushatur nuhun..
HapusRevolusi 4.0 siapa takut. Begitu juga dengan Indonesia yang masyarakatnya juga harus berani melangkah lebih mju lagi
BalasHapusyups, Indonesia jangan sampai kalah dari negara lain ya
HapusWuah, teknologinyang makin canggih akhirnya puj menyentuh sektor industri yaaa. InshaaAllah Revolusi Industri 4.0 ini bermanfaat untuk semua yaaaa
BalasHapusaamiin...
HapusSemoga kedepan sumber daya manusianya semakin bagus, begitu jgua dengan Indonesia semakin maju.
BalasHapusBtw, SDM itu nama panggilan saya untuk para pembaca blog saya lho, Teh. Tapi beda arti, kalau disini kan sumber daya manusia. Kalau saya "Sahabat Diary Mahasiswa"..he
aamiin..
Hapuswah sama-sama SDM tapi dengan arti berbeda dong ya, hehe
Setuju, makin sini kita harus makin kreatif dan bahkan inovatif supaya gak ketinggalan
BalasHapusyups betul banget
HapusSemoga indonesia siap yah mba!
BalasHapusaamiin.. harus! hehe
Hapusini tantangan tersendiri untuk para pegiat bisnis di sektor tersebut tapi kalo mampu berjuang dampak nya pun akan besar bagi perekonomian ya
BalasHapusiya bener mbak
HapusWah bener2 harua sipersiapkan SDM yg mumpuni ya supaya tdk tergilas nih kita...
BalasHapusiya teh, maka dari itu harus dipersiapkan dari saat ini juga ya
HapusHalo mba. Smoga apa yang diharapkan untuk mengembangkan empat industri kreatif bisa terwujud ya mba. Bagus banget jika bisa menambah SDM :)
BalasHapusaamiin..
HapusHarus berani ya menghadapi revolusi 4.0. Insya Allah siap, lah. Supaya Indonesia semakin baik
BalasHapusaamiin.. harus siap ya mbak
HapusMau tdk mau dunia usaha pun kudu ngikutin teknologi ya. Generasi skrng belajar banyak, supaya kelak mudah diwariskan ke penerusnya. Jd kita enggak tertinggal jauh...
BalasHapusiya betul banget mbak
HapusSekarang apapun juga harus ngikutin majunya teknologi yah. Intinya harus berani berubah
BalasHapusyups betul
HapusBiar tehnoogi makin canggih tetep yg namanya SDM itu dibutuhkan ya, Mba. Tapi tentunya terseleksi dgn yg mempunyai skill bagus.
BalasHapusnah iya betul juga mbak
Hapussemoga saja program E-smart IKM bisa membawa dampak langsung ya. bukan sekedar program.. dan semoga ada keberlanjutannya.
BalasHapusaamiin mbak..
Hapuspersiapan untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 ini memang gak main-main, kita harus punya skil dan lebih kreatif lagi agar bisa terus berkembang ditengah industri ini.
BalasHapusiya betul banget mbak
HapusKudu kreatif...kalo bisa tampil beda dan unik..biasanya jadi daya tarik dan digemari..bisnis jadi lebih menguntungkan
BalasHapusiya betul mbak
HapusBicara revolusi industri ini, jadi ingat pelajaran sekolah. Gak nyangka udah 4.0..makin berkembang cepat sekali
BalasHapusnggak kerasa ya mbak..
HapusIndustri semakin berkembang ya. Harus semangat terus ya
BalasHapusyups harus mbak!
Hapus