Menyambung dari postingan blogku sebelumnya tentang perjalananku belajar mengelola keuangan pribadi, kali ini aku pengen cerita tentang caraku mengelola keuangan pribadi. Cara ini yang aku terapkan saat udah masuk usia 30-an tentunya, karena saat itulah aku mulai bener-bener mengelola keuangan pribadi dengan lebih detail dan jelas tujuannya.
Sebelum melangkah lebih jauh, mungkin ada beberapa hal yang harus kita pahami bersama. Bahwa dalam hal mengelola keuangan, setiap orang punya sumber penghasilan berbeda, kebutuhan berbeda, kebiasaan berbeda, tujuan berbeda, dan hal-hal berbeda lainnya. Jadi emang pada akhirnya balik lagi ke masing-masing orang, nggak bisa disamaratakan, nggak bisa dibanding-bandingkan, apalagi saling adu nasib, hehe.
Oke, balik ke judul. Biasanya aku bikin plan keuangan kayak gini tiap awal tahun biar enak ngitungnya aja sih. Siap? Berikut caraku mengelola keuangan pribadi.
# Tentukan Sumber Penghasilan (beserta nominalnya)
Langkah pertama yang aku lakukan yakni menentukan sumber penghasilan. Ini penting banget untuk tau nantinya sumber pemasukan yang kita dapatkan dari mana aja. Wajib hukumnya untuk selalu mengusahakan sumber penghasilan yang didapat itu halal dan melalui jalan yang benar.
Saat ini alhamdulillah aku punya dua sumber penghasilan. Meski nggak besar tapi selalu berusaha aku syukuri. Sumber penghasilan pertama yakni penghasilan tetap dari gaji tempat aku bekerja di sebuah perusahaan swasta. Sumber penghasilan kedua yakni penghasilan nggak tetap dari fee nulis blog atau konten media sosial kalo lagi ada kerjasama. Btw, sebaiknya kita emang punya lebih dari satu sumber pemasukan untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan yang nggak diinginkan di masa depan.
Karena sumber penghasilan pertama jadi sumber penghasilan yang tetap tiap bulannya, jadi itulah yang aku andalkan untuk aku bagi menjadi beberapa alokasi keuangan. Sementara sumber penghasilan kedua nggak tetap tiap bulannya, jadi ketika aku dapet fee langsung aku tabungin aja semuanya buat nambahin jumlah tabungan dari sumber penghasilan pertama.
# Tentukan Target Tahunan (beserta nominalnya)
Langkah kedua yang aku lakukan yakni nentuin target tahunan. Target tahunan ini bisa untuk target jangka pendek, bisa juga target jangka panjang, nggak lupa juga dana darurat. Tapi secara umum versi aku, target tahunan ini untuk yang nominalnya gede-gede yang aku belum sanggup wujudin dadakan. Jadi emang butuh nabung berbulan-bulan dulu untuk ngewujudinnya. Sementara dana darurat wajib banget dipenuhi untuk persiapan keperluan mendesak.
Contoh target jangka pendek versi aku, misal aku pengen ambil kelas kursus untuk nambah skill dan mendukung karirku, biaya persiapan menikah (meski belum tau calonnya siapa dan dimana), dan sebagainya. Sementara target jangka panjangnya misal biaya yang pasti akan keluar setelah menikah, kan pasti bakal banyak banget keperluannya tuh, dan sebagainya. Untuk dana darurat misal kalo tiba-tiba hape rusak dan harus segera diperbaiki, nah nanti jumlah uang yang kepake dari dana darurat itu harus dipenuhi kembali.
Udah dapet apa aja yang jadi target jangka pendek, target jangka panjang, dan dana darurat. Jangan lupa tentuin juga nominalnya berapa. Terus dari total nominal tersebut dibagi 12 dan jumlah hasil pembagiannya itulah yang harus aku tabung tiap bulan nantinya.
Untuk penyimpanannya, alokasi target tahunan ini biasanya aku simpan di tabungan berencana yang autodebet gitu atau deposito biar nggak terlalu tergerus inflasi dan yang pasti nggak gampang kepake, hehe. Sementara dana darurat aku simpen sebagian di tabungan biasa dan sebagian lagi di deposito.
Oh ya, tentang target tahunan ini, akan lebih baik kalo bisa mikirin sampe biaya pendidikan anak, biaya pensiun, beli asset kayak rumah dan kendaraan, dan sebagainya. Tapi jujur aku belum sanggup mikir sampe sana. Moga taun depan bisa kesampean mikirin itu semua ya, aamiin.
# Buat Daftar Keperluan Bulanan (beserta nominalnya)
Langkah ketiga yakni buat daftar keperluan bulanan. Udah nggak asing lah ya dengan keperluan bulanan ini apa aja meski keperluan bulanan tiap orang beda-beda. Keperluan bulananku sendiri nggak jauh dari ongkos kendaraan umum ke tempat kerja, belanja bekal makan siang karena aku masak sendiri biar lebih hemat, belanja bulanan, beli pulsa, dan sebagainya. Oh iya, jangan lupa sedekah juga (yups, sedekah aku masukin ke alokasi keperluan bulanan ya).
Kalo misal ada yang punya cicilan, wajib dibayar tiap bulannya biar bisa cepet lunas dan hidup tenang, wkwk. Besaran cicilan setauku nggak boleh lebih dari 30% sumber penghasilan kita. Tapi alhamdulillah saat ini aku nggak punya hutang atau cicilan.
Seperti biasa hitung juga nominalnya berapa biar jelas. Alokasikan secukupnya biar nggak berlebihan atau malah kurang. Untuk penyimpanannya biasanya aku tarik tunai trus simpen di dompet khusus atau kalo yang non tunai aku simpen di rekening yang ada m-banking nya.
# Memahami Kebiasaan dan Kesukaanku (beserta batasan nominalnya)
Langkah keempat yakni memahami kebiasaan dan kesukaanku apa. Tujuannya biar aku punya alokasi sendiri untuk hal-hal ini dan nggak ngambil dari alokasi lain. Jumlah nominalnya aku usahakan sewajarnya aja. Nggak terlalu besar biar nggak boros, juga nggak terlalu kecil biar nggak stress. Oh ya, mungkin alokasi ini biasa disebut biaya entertain kali ya.
Contoh dari alokasi ini versi aku yakni aku mulai punya kebiasaan hidup sehat seperti olahraga dan jajan makanan sehat. Olahraga memang bisa gratis, tapi kadang aku juga pengen ikut olahraga yang berbayar biar nggak bosen. Makanan sehat juga banyak yang murah, tapi kadang aku pengen icip juga makanan sehat yang harganya agak mahal.
Contoh lainnya yakni aku juga masih suka meet up bareng temen sambil ngopi meski hanya 1-2 kali dalam sebulan. Suka traveling yang cukup jauh meski hanya 1-2 kali dalam setahun. Nyediain alokasi untuk beli fashion item meski tetap sesuai kebutuhan dan nggak FOMO. Satu lagi aku suka ngasih self reward untuk diri sendiri misalnya beli hadiah saat ulang tahun.
Untuk alokasi olahraga, meet up, dan fashion biasanya aku langsung patok budget sekian aja perbulannya. Karena alokasi ini emang akan dipakai setiap bulan. Sementara alokasi traveling dan self reward, total nominalnya aku bagi sesuai bulan yang ditargetkan, dan hasil pembagiannya itulah yang aku tabung tiap bulan. Misal aku pengen traveling bulan Juli dengan budget 2 juta, berarti 2 juta dibagi 7, hasilnya sekitar 300 ribu yang harus aku tabung tiap bulan. Untuk penyimpanannya aku simpen di rekening biasa aja biar gampang diambil.
# Ada Rezeki Lebih, Aku Alokasikan untuk …
Langkah kelima yakni memikirkan kalo seandainya ada rezeki lebih mau dialokasikan kemana. Ada rezeki lebih? Alhamdulillah banget. Misal dapet uang lembur, hadiah giveaway, menang lomba, dan sebagainya. Aku belajar untuk tetap menggunakan uang lebih ini dengan bijak. Biasanya aku tabung dulu aja uang lebih ini di rekening biasa sampe suatu hari ketemu alokasi yang pas.
# Buat Beberapa Rekening Berbeda
Langkah keenam yakni buat beberapa rekening berbeda sesuai peruntukannya. Yups punya beberapa rekening berbeda itu ngebantu banget loh dalam mengelola keuangan. Saat ini aku punya tiga rekening berbeda. Rekening syariah yang nggak ada biaya admin bulanan aku buat untuk tabungan target tahunan. Dari rekening syariah ini juga bisa dibikin lagi jadi deposito syariah, tabungan autodebet, dan sebagainya yang nggak gampang diambil. Aku juga nggak bikin m-banking untuk rekening ini.
Aku juga punya rekening konvensional yang nggak ada biaya admin bulanannya entah dari tahun kapan. Daripada bikin rekening baru lagi, lebih baik aku pergunakan yang ada aja. Rekening ini aku gunakan untuk nyimpen uang lebih, tabungan traveling, tabungan self reward, dan tabungan kecil lainnya kalo ada. Nah kebetulan banget rekening yang ini nggak bisa dibikin m-banking.
Terakhir, aku punya rekening konvensional yang jadi rekening utamaku dalam bertransaksi. Rekening ini jadi rekening untuk nerima gaji, nerima fee nulis blog atau konten media sosial, transaksi tunai atau non tunai untuk keperluan bulanan, dan sebagainya. Rekening ini udah pasti ada biaya admin bulanannya, tapi aku pilih yang biaya admin bulananya paling kecil, haha. Untuk rekening ini aku bikin m-bankingnya untuk mempermudah proses transaksi.
# Tempatkan Seluruh Alokasi Keuangan di Awal Bulan dan Buat Jadi Menyenangkan
Langkah ketujuh yang nggak kalah penting dari langkah lainnya nih. Oke, sekarang udah punya catatan alokasi keuangan mulai dari target tahunan, keperluan bulanan, sampe biaya entertain. Udah jelas juga detail seluruh nominalnya berapa. Aku pribadi nggak berpatok pada persentase umum misal harus nabung sekian persen dari gaji, keperluan bulanan sekian persen, dan sebagainya. Balik lagi aja ke kondisi keuangan kita dan alokasi yang udah kita buat. Karena buatku yang penting semuanya seimbang, nggak boros dan nggak pelit juga. Tetep bikin diri ini bahagia aja deh.
Biasanya begitu gajian aku langsung tempatin alokasi keuangan yang udah aku buat. Transfer-transferin ke rekening sesuai peruntukannya. Kalo dinanti-nanti takutnya malah kepake, hehe.
# Catat Pengeluaran dan Evaluasi Bulanan
Selesai nempatin alokasi keuangan di awal bulan, selanjutnya tinggal menjalani hari seperti biasa. Disini sambil belajar pengendalian diri juga dari sikap konsumtif yang kadang suka datang, wkwk. Yups, di langkah kedelapan ini akan lebih baik kalo pengeluaran dicatat tiap hari. Tapi kalo nggak sempet, coba deh cuma bawa uang secukupnya sesuai keperluan harian aja.
Di akhir bulan jangan lupa untuk evaluasi bulanan, bahan evaluasinya ya dari catatan pengeluaran sehari-hari yang udah dicatat. Atau liat dari saldo rekening, masih nyisa, ngepas, atau malah kurang. Diinget-inget lagi juga alokasi yang udah dibuat apakah udah dipatuhi atau belum selama sebulan terakhir.
# Konsisten dengan Alokasi Keuangan yang Udah Dibuat
Langkah kesembilan gampang-gampang susah nih. Konsiten adalah tahap paling sulit dalam hal apapun. Setuju? Kurang lebih iya. Belajar bekerjasama dengan diri sendiri biar bisa terus konsisten dengan alokasi yang udah dibuat demi mencapai target. Mungkin diawal atau selama menjalaninya emang terasa berat. Tapi lama-lama kalo udah terbiasa jadi mudah dan ringan juga kok. Jadi tetaplah semangat.
# Evaluasi Akhir Tahun dan Buat Rencana Kembali untuk Awal Tahun yang Baru
Langkah terakhir a.k.a langkah kesepuluh nih akhirnya. Hari, pekan, bulan bergulir. Tau-tau udah akhir tahun aja, wkwk. Yups wajib juga evaluasi akhir tahun untuk melihat apakah target keuangan udah tercapai atau belum. Melanjutkan target yang udah berhasil, memperbaiki target yang gagal diwujudkan. Selanjutnya segera bikin rencana alokasi keuangan kembali untuk tahun yang baru. Gitu aja terus siklusnya. Happy sih kalo udah dijalani.
Sekian cerita caraku mengelola keuangan pribadi. Sampe saat ini aku masih terus dan terus belajar, karena rasanya aku seneng banget kalo udah bikin alokasi keuangan kayak gini tuh. Mengelola keuangan tuh udah kayak mengelola hidup biar seimbang sih buatku, biar bisa tetep nabung tapi juga tetep menikmati hidup. Semoga tulisanku bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar